🐨 Jalan Tol Medan Berastagi

RENCANARUAS JALAN TOL YANG MENGACU KEPADA SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR 16/SE/Db/2020 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN JARINGAN JALAN TOL DI DIREKTORAT 8 Jalan Tol Dalam Kota Medan 32,16 9 Medan - Berastagi 53,60 10 Berastagi-Seribudolok 34,00 Memintapemerintah melalui Kementerian PPN, Bappenas, Kementerian PUPR segera melakukan studi terkait jalan tol Medan-Berastagi. Meminta Gubernur Sumatera Utara bersama seluruh kepala daerah bersama perwakilan masyarakat dan DPRD SU segera bertemu dengan presiden untuk menyampaikan kebutuhan jembatan layang dan jalan tol Medan-Berastagi. Meskidemikian, jalan nasional ini juga rawan kemacetan. Masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Nasional (Formanas) meminta agar pemerintah membangun jalan tol Medan-Berastagi. Mereka mendatangi Kantor DPRD Sumut di Jalan Imam Bonjol Nomor 5, Kota Medan, pada Selasa (27/8/2019). SUMUTBERITACOM, Karo - Anggota DPR RI dari Komisi III, Djarot Saiful Hidayat bersama Akademisi USU Drs. Wara Sinuhaji M.Hum menggelar acara penyerapan aspirasi masyarakat di rumah pengasingan Bung Karno di Desa Lau Gumba, Berastagi, Sabtu (21/12/2019). Acara dihadiri oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana SH. tobasatucom, Medan | Massa tergabung dalam Forum Masyarakat Nasional (Formanas) menggelar aksi unjukrasa di Gedung DPRD Sumut, Selasa (27/8/2019), mendesak agar pemerintah segera merealisasikan pembangunan jalan tol Medan - Berastagi. Dalam orasinya, Julianus Paulus Sembiring, S.Pd selaku penanggungjawab aksi menyebutkan Jalan Medan-Berastagi merupakan akses utama yang menghubungkan lbu AnggotaKomisi D DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting yang cukup getol memperjuangkan jalan tol Medan - Berastagi, menyampaikan terimakasih atas kesediaan Komisi V DPR RI, Capt Anthon Sihombing, dan Sahat Silaban yang telah menerima mereka, bersama rombongan. Kami ingin tahu, apakah Komisi V DPR RI mendukung pembangunan jalan tol Medan DPRDSUTerus "Gedor" Pemerintah Segera Bangun Jalan Tol Medan-Berastagi . GubernurSumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, menyampaikan saat ini, pihaknya masih melakukan kajian untuk pembangunan jalan tol tersebut. "Kalau untuk Jalan Tol Medan-Berastagi ini dalam proses, karena dihitung dia jumlah kendaraan yang masuk dan harga yang dikeluarkan ini harus sinkron," kata Edy saat diwawancarai di Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (27/10). TRIBUNMEDAN.com, MEDAN - PSMS Medan kembali menggelar pemusatan latihan atau TC (training center) setelah libur seusai menjuarai turnamen Gubsu Edy Rahmayadi Cup 2022.. Tim berjulukan Ayam Kinantan ini mulai kembali latihan, Kamis (4/8/2022) pagi di Stadion Mini Kebun Bunga serta latihan gym sore harinya.. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyaksikan laga final pertandingan Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut akan menutup total jalur Medan-Berastagi, Sumatera Utara, Rabu (27/10/2021).. Penutupan jalur Medan-Berastagi dan sebaliknya akan berlangsung selama tiga jam dimulai pukul 09.00 WIB. Baca juga: Bencana Longsor di Deli Serdang, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Direktur Lalu Lintas Polda Sumut Kombes Valentino Alfa Tatareda mengatakan, penutupan LONGSORyang terjadi beberapa hari lalu di jalan menuju ka­wasan wisata Kota Berastagi tepatnya di Jalan Jamin Gin­ting KM 36-38, adalah momentum untuk segera me­wujudkan jalan alternatif Rawasering (Tanjungmorawa-Seribu Do­lok, Tongging). Karena hingga kini jalan menuju Berastagi tidak memiliki jalan alternatif, sehingga saat terjadi bencana long­sor maka akan sangat berdampak terhadap TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara, Baskami Ginting mendesak pemerintah agar mempercepat proses pembangunan jalan layang di jalur Medan-Berastagi.. Seperti diketahui, baru-baru ini telah terjadi longsor yang memakan korban pengendara mobil pada jalur tersebut. Baskami menjelaskan, sebelum rampungnya proses pembangunan jalan tol Medan - Berastagi yang telah dimulai Kiwkbb. › Utama›Kemacetan Kian Parah, Warga... Ribuan warga berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019, mendesak agar pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian parah di ruas yang menghubungkan Medan dengan 11 kabupaten di Sumut dan Aceh itu. KOMPAS/NIKSON SINAGA Masyarakat berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019, mendesak pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian parah dan semakin sering KOMPAS — Ribuan warga berunjuk rasa di DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019, mendesak agar pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian parah di ruas yang menghubungkan Medan dengan 11 kabupaten di Sumut dan Aceh itu.”Jalan Medan-Berastagi seharusnya bisa ditempuh dua jam jika arus lalu lintas lancar. Namun, kini sering kami terjebak macet hingga delapan jam. Kemacetan semakin sering karena beban jalan kian besar. Sayuran yang kami angkut busuk, warga terlambat ke bandara, warga yang sakit terlambat ditangani, dan banyak bisnis tertunda,” tutur pemimpin aksi Julianus Paulus Sembiring. Aksi unjuk rasa itu diikuti sekitar peserta dari sejumlah kabupaten terdampak yang tergabung dalam Forum Masyarakat Nasional Formanas. Jalan Medan-Berastagi merupakan penghubung Kota Medan dengan Kabupaten Deli Serdang, Karo, Simalungun, Dairi, Pakpak Bharat, Samosir, dan Humbang Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Subulussalam, dan Simeulue di Aceh juga memanfaatkan jalan Medan-Berastagi sepanjang lebih kurang 70 kilometer SINAGA Masyarakat menyerahkan dokumen aspirasinya kepada DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa 27/8/2019. Mereka mendesak pembangunan jalan tol dan jalan layang di ruas Medan-Berastagi segera dilaksanakan. Pembangunan itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang kian rasa pun datang dari beberapa kabupaten dan kota terdampak dengan mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Mereka yang terdiri dari unsur petani, sopir dan pengusaha angkutan umum, pedagang, mahasiswa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama itu juga membawa spanduk dan selebaran untuk menyampaikan Medan-Berastagi seharusnya bisa ditempuh dua jam jika arus lalu lintas lancar. Namun, kini sering kami terjebak macet hingga delapan jam. Kemacetan semakin sering karena beban jalan kian Sembiring 45, koordinator sopir Medan-Berastagi, mengatakan, beberapa tahun lalu mereka bisa tiga kali pergi-pulang Medan-Berastagi dalam sehari. Kini mereka hanya bisa satu atau dua kali. ”Kalau lagi macet parah, bahkan bisa hanya terjebak di jalan selama seharian,” juga Berjudi Menembus Medan-BerastagiPetrus menyebutkan, kemacetan panjang semakin sering terjadi karena kepadatan lalu lintas semakin tinggi di jalan pegunungan yang banyak tikungan dan tanjakan data Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Medan, jalan Medan-Berastagi pada 2014 dilewati kendaraan per hari. Kini, jalan itu dilalui sekitar unit per di jalanKetua Perkumpulan Pedagang Pasar Induk Lau Cih Medan Siska Laura Pandia mengatakan, jika kemacetan lalu lintas terjadi di jalur Medan-Berastagi, sayur-sayuran dari Karo, Dairi, dan Simalungun tidak bisa sampai Medan tepat waktu.”Padahal, lebih dari 60 persen pasokan sayuran di Kota Medan dan sekitarnya dipasok dari daerah itu. Jika sayur tidak masuk, pasokan kurang dan harga melambung tinggi,” DPRD Sumut Wagirin Arman mengatakan, mereka sejalan dengan aspirasi warga yang berunjuk rasa. DPRD Sumut pun telah beberapa kali bertemu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR untuk meminta agar segera dibangun jalan tol atau jalan layang di ruas Medan-Berastagi. ”Jalan ini sangat penting untuk pembangunan Sumut,” SINAGA Kendaraan melintas di tikungan tajam dan tanjakan terjal di jalan Medan-Berastagi, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis 29/11/2018. Pembangunan jembatan layang di sejumlah titik di ruas jalan tersebut mendesak dilakukan seiring dengan beban jalan yang terus meningkat dan intensitas longsor yang kian sering Komisi D DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan menuturkan, pada prinsipnya Kementerian PUPR dan Komisi V DPR sepakat untuk percepatan pembangunan jalan tol di ruas Medan-Berastagi. Namun, karena pembangunan jalan tol membutuhkan waktu cukup lama, pada tahap awal akan dibangun jalan layang di simpul-simpul kemacetan, seperti di tikungan Sibolangit dan Bandar Baru.”Kementerian PUPR pun sebelumnya sudah menyatakan akan mengalokasikan Rp 500 miliar pada APBN Perubahan 2019,” kata juga Tingkatkan Jalan Medan-BerastagiNamun, menurut dia, anggaran pembangunan jalan layang itu tidak jadi ditampung pada APBN Perubahan 2019. Pemerintah hanya mengalokasikan Rp 80 miliar untuk pemeliharaan jalan. ”Kami pun akan terus mendorong agar anggaran pembangunan jalan layang ini bisa ditampung di APBN 2020,” mengatakan, DPRD Sumut akan menggelar rapat dengar pendapat dalam waktu dekat dengan mengundang Kementerian PUPR, bupati dari daerah yang terdampak, dan perwakilan masyarakat. Kompas TV regional berita daerah Selasa, 30 November 2021 1904 WIB MEDAN, - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan membangun jalur alternatif yang menghubungkan Kota Medan dan Berastagi di Kabupaten Karo. Pembangunan jalan alternatif ini dinilai cukup mendesak karena Jalan Jamin Ginting yang selama ini menghubungkan Medan dengan Kabupaten Karo rawan longsor. Selain menyebabkan kemacetan lau lintas, tak jarang longsor juga menyebabkan korban meninggal dunia. Pemerintah Provinsi Sumatra Utara melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi mulai tahun depan akan fokus dalam perbaikan dan pembukan jalur alternatif yang disebut dengan jalur Tanduk Benua - Sembaikan Dua. Jalur ini dinilai akan jauh lebih aman dari kemungkinan longsor. Namun dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan jalan utama saat ini. Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Bambang Pardede mengatakan rencana pembukaan jalur alternatif ini telah dirancang sejak tahun 2011, dan pada tahun depan akan dimulai pengerjaan jalan sepanjang 13 km. Bambang mengungkapkan pembangunan terkendala pada jalur yang belum dapat ditembus, sebab akan melintasi kawasan hutan suaka alam yang merupakan bagian Kawasan Ekosistem Leuseur. * berastagi karo jaluralternatif sumaterautara sumut medan beritamedan beritadaerah Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA PEMBANGUNAN Tol Medan-Berastagi dinilai penting. Karena merupakan akses vital untuk mendistribusikan hasil pertanian masyarakat sekaligus jalur bagi wisatawan. Bupati Karo Terkelin Brahmana bersama Ikatan Cendekiawan Karo ICK , Komisi D DPRD Sumatera Utara, DPRD Karo, BPPJN Su­mut, Kadis Perkim Pakpak Bharat, Kepala Dinas PUPR Ka­bupaten Karo, Kepala Bappeda dan enam bupati yakni Bupati Karo, Deliserdang, Pakpak Bharat, Dairi, Humbang, Sa­mosir, melobi Kementerian PUPR Pekerjaan Umum dan Pe­rumahan Rakyat di Jakarta. Hal itu dilakukan guna me­nuntut pengalokasian anggaran pembangunan Jalan Tol Medan -Berastagi di APBN TA 2020. Selain itu juga menemui Komisi V DPR RI guna mendapat dukungan secara politik. Namun disayangkan usaha itu patah setelah mendengar ja­waban dari Dudung Zaenal Arifin Bidang Balai Infrastruktur Wilayah BPIW kementrian PUPR. Disebutkan persoalan pem­bangunan tol Medan Berastagi telah dibahas sebelumnya di tingkat pimpinan dan Wakil Presiden RI Ju­suf Kalla. Dapat pen­jelasan dari Wakil presiden RI bahwa pembangunan tol Medan Berastagi belum cukup kajiannya, sehingga belum layak dibangun, apalagi dana APBN tidak cukup. Sehingga ditawarkan kepada investor swasta untuk membangunnya. Keputusan itu tentu dinilai sepihak tanpa terlebih dahulu duduk bersama antara pemerintahan Kabupaten Karo dan se­kitarnya. Padahal pembangunan tol yang menghubungan dua daerah ini sudah mendesak. Pemerintah pusat terkesan abai karena bertahun-tahun masyarakat selalu dihadapkan kemacetan dikarenakan jalan menuju Berastagi rawan longsor dan tidak ada jalan altenatif. Padahal Kota Berastagi adalah pe­masok sayur mayur dan buah ke Provinsi Su­matera Utara. Jika terjadi longsong maka distribusi terganggu yang berakibat kerugian bagi petani Karo. Jalan itu juga sebagai tujuan wisata ke kawasan Danau Toba. Kalaupun belum ada anggaran untuk pembangunan tol Medan Berastagi karena dinilai terlalu besar, hendaknya ada alternatif yang ditawarkan pemerintah pusat. Karena selain tol ada usulan untuk pembangunan jalan layang dimulai dari PDAM Tirtanadi Sibolangit dan di Bandar Baru tekongan amoy yang membutuhkan anggaran sebesar Rp500 miliar. Ar­tinya ada target minimal sebagai langkah untuk mengurai ke­macetan. Sedang jalan tol adalah merupakan target jangka panjang yang diharapkan ada suntikan dana dari APBN setiap tahun anggaran. Mewujudkan tol Medan Berastagi butuh dukungan pe­merintah pusat. Karena jika pemerintah daerah jalan sendiri-sen­diri tentu akan timbul persoalan di belakang hari. Harus ada political will dari semua pihak, seperti yang dilakukan ter­hadap jalan tembus Karo-Langkat yang saat ini pem­ba­ngunannya sedang berlangsung. Perjuangan anggaran untuk pem­bangunan jalan ini dilakukan dengan kerja keras yang dilakukan bersama-sama antara beberapa kepala daerah, DPRD kabupaten dan porvinsi yang pada akhirnya pembukaan jalan tersebut disetujui Menhut dan Unesco melalui kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Pembangunan tol Medan Berastagi diyakini akan ber­dam­pak luas bagi perkembangan ekonomi rakyat sekitar tujuh ka­wasan Danau Toba di wilayah Kabupaten Karo yang di­perkirakan sepanjang sekitar 50 km. Saat ini dengan jarak tem­puh bila tidak ada kendala di jalan lebih kurang sekitar dua jam. Bila jalan tol ini diwujudkan, kemungkinan waktu tempuh hanya sekira 35 menit dari Medan ke Berastagi. Jalur Jalan Medan Kabanjahe setiap hari di lalui ribuan kendaraan dari Medan ke 7 kabupaten yang melewati Tanah Karo yang melintas di jalan Medan-Tanah Karo, baik bus, mobil pribadi, truk maupun sepeda motor. Jalan ini juga menghubungkan dua provinsi Sumut-Aceh. Waktu tempuh yang seharusnya paling lambat 2 jam sampai di tujuan, bisa menjadi 8 jam, bahkan lebih jika terjadi longsor atau kecelakaan lalu lintas. Pemrakarsa tol Medan Berastagi Prof Johannes Tarigan men­je­laskan, tol Medan Berastagi sangat penting untuk ke­majuan daerah Berastagi dan kawasan seputarnya. Soalnya, jalan biasa yang saat ini ada, tidak bisa menjadi jaminan untuk kemajuan yang lebih pasti. Karena, jarak tempuh yang seharusnya hanya dua jam, dalam kondisi tertentu seperti adanya kecelakaan lalulintas, jarak tempuh 60 kilometer bisa men­jadi 12 jam. Kondisi ini, sangat tidak efektif dan efisien. Proy­ek ini diperkirakan pengerjaannya akan menghabiskan dana sekira Rp 4 triliun. Jika dikelola swasta, diperkirakan dalam waktu 12 tahun, investor akan break even point BEP. Jadi butuh dukungan pemerintah pusat untuk mewujud­kannya.

jalan tol medan berastagi