❄️ Kitab Fathul Qorib Bab Sholat

TerjemahMatan Kitab Fathul Qorib Kitabut Thoharoh Bagian I. Bismillah, Ahlamdulillah, kami punya kesempatan lagi untuk meng-update terjemah Matan Kitab Fathul Qorib. Kali ini kami akan menambahkan Bab Pertama yang dibahas dalam Matan Kitab Fathul Qorib, yaitu Kitabut Thaharoh (Bab Bersuci). Dalam kitab-kitab Fikih, Bab Bersuci adalah bab TerjemahanFathul Qorib : Muqodimah. Nama kitab: Terjemah Kitab Fathul Qorib (Fath Al-Qarib) Syarah dari: Kitab Matan Taqrib Abu Syuja'. Judul kitab asal: Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi Syarh Ghayatil Ikhtishar (فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب أو القول BabZakat Mal Fathul Qorib. February 10, 2022 December (8) November (13) October (2) August (7) July (14) June (7) May (10) April (21) March (11). KITAB HUKUM-HUKUM ZAKAT Isi Kitab Zabur Isi Kitab Zabur Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as. Salat Tarawih Adalah Salat Sunah Yang Dilaksanakan Meskidemikian, ijma' ulama tidak memperbolehkan qashar untuk shalat maghrib dan subuh. Syihabuddin Abu Syuja' Al Ashfahani dalam kitab Fathul Qorib menjelaskan bahwa syarat qashar antara lain: Hanya untuk shalat yang jumlah rakaatnya 4. Jarak minimum untuk diperbolehkannya qashar yaitu 16 Farsyakh atau 88,6 Km. Postsabout Kitab Kuning Fathul Qorib Bab Sholat written by tokokitabkuningonlinesurabaya. Skip to primary content. Skip to secondary content. WA +62 877-2500-3184 Jual Kitab Kuning Lengkap Jakarta Surabaya Fathulqorib ( bab shalat ) Shalat «-» Syarat-Rukun. Orang yang telah melaksanakan sholat shubuh kemudian bepergian kedaerah yang disana belum terbit fajar. Apakah orang tersebut wajib melaksanakan sholat shubuh lagi setelah terbitnya fajar didaerah tersebut ? Wajib sholat lagi. KajianFiqih Shalat Kitab Fathul Mu'in bab sholat menerangkan rukun sholat yang pertama yaitu naitu berbicara tentang Syarat Sah niat dalam sholat fokus pemb KitabFathul Qorib berisi muqaddimah serta pembahasan ilmu fiqih. Setelah memahami perkara bersuci, baru kemudian diajarkan lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan sholat. Dalam bab ini, Al Ghazi menjelaskan tentang syarat orang yang wajib melaksanakan sholat, macam-macam sholat, dan segala hal yang masih berkaitan dengan sholat. TERJEMAHANKITAB FATHUL QORIB (BAJURI) BAB SIWAK January 06, 2019 BAB SIWAK (Fasal) menjelaskan tentang menggunakan alat siwak. Bersiwak termasuk salah satu kesunnahan wudu'. BAB RUKUN-RUKUN SHOLAT (Fasal) menjelaskan rukun-rukun sholat. Sedangkan pengertian sholat secara bahasa dan istilah syara' sudah dijelaskan di depan. Febru. No Comments. on Fathul Qorib: Bab Shalat (Bagian 2) Fathul Qorib -Terdapat beberapa kajian mengenai shalat pada kitab ini, antara lain: hal-hal yang membatalkan shalat, bilangan shalat, waktu-waktu yang dilarang mendirikan shalat, dan lain-lain. Tulisan tentang shalat ini akan dibagi menjadi beberapa bagian atau seri. KajianKitab 'Ushfuriyah | Hadits ke-27 | Bersabar Atas KedzalimanThis stream is created with #PRISMLiveStudio Fardlukedua adalah membasuh seluruh wajah. (وَ) الثَّانِيْ (غَسْلُ) جَمِيْعِ (الْوَجْهِ). Batasan panjang wajah adalah anggota di antara tempat-tempat yang umumnya tumbuh rambut kepala dan pangkalnya lahyaini (dua rahang). Lahyaini adalah dua tulang tempat tumbuhnya gigi bawah. Ujungnya bertemu di janggut dan prPL. Untuk mengetahui terjemah Kitab Fathul Qorib bab sholat jumat, Anda bisa juga lihat di kitab aslinya di halaman 18 - 19. فَصْلٌ وَشَرَائِطُ وُجُوْبِ الْجُمُعَةِ سَبْعَةُ أَشْيَاءَ الْإِسْلَامُ وَالْبُلُوْغُ وَالْعَقْلُ Fasal Syarat-syarat wajib melaksanakan sholat Jum’at ada tujuh perkara, yaitu Islam, baligh dan berakal. Ini juga syarat-syarat kewajiban melakukan sholat-sholat selain sholat Jum’at. وَالْحُرِيَّةُ وَالذُّكُوْرِيَّةُ وَالصِّحَةُ وَالْاِسْتِيْطَانُ Merdeka, laki-laki, sehat dan bertempat tinggal tetap. Maka sholat Jum’at tidak wajib bagi orang kafir asli, anak kecil, orang gila, budak, wanita, orang sakit dan sejenisnya, dan musafir. وَشَرَائِطُ فِعْلِهَا ثَلَاثَةٌ Adapun syarat-syarat sah pelaksanaan sholat Jum’at ada tiga. Pertama, tempat tinggal yang dihuni oleh sejumlah orang yang melakukan sholat Jum’at, baik berupa kota ataupun pedesaan adalah yang dijadikan tempat tinggal tetap. Hal itu diungkapkan oleh mushannif dengan perkataan beliau, أَنْ تَكُوْنَ الْبَلَدُ مِصْرًا أَوْ قَرْيَةً وَ أَنْ يَكُوْنَ الْعَدَدُ dan kedua, jumlah bilangan jamaah sholat Jum’at أَرْبَعِيْنَ mencapai empat puluh orang laki-laki مِنْ أَهْلِ الْجُمُعَةِ dari golongan ahli Jum’at. Mereka adalah orang-orang mukallaf laki-laki yang merdeka dan bertempat tinggal tetap, sekira tidak berpindah dari tempat tinggalnya baik di musim dingin atau kemarau kecuali karena hajat. وَ أَنْ يَكُوْنَ الْوَقْتُ بَاقِيًا dan ke tiga, waktu pelaksanaannya masih tersisa, yaitu waktu sholat Dhuhur. Maka disyaratkan seluruh bagian sholat Jum’at harus terlaksana di dalam waktu zhuhur. Maka, seandainya waktu sholat Dhuhur mepet, sekiranya tidak cukup untuk melaksanakan bagian-bagian wajib di dalam sholat Jum’at yaitu dua khutbah dan dua rakaatnya, maka yang harus dilaksanakan adalah sholat Dhuhur. فَإِنْ خَرَجَ الْوَقْتُ أَوْ عُدِمَتِ الشُّرُوْطُ Maka jika waktu sholat Dhuhur telah habis, atau syarat-syarat sholat Jum’at tidak terpenuhi, maksudnya selama waktu Dhuhur baik secara yaqin atau dugaan saja, dan para jama’ah dalam keadaan melaksanakan sholat Jum’at, صُلِّيَتْ ظُهْرًا maka yang dilakukan adalah sholat Dhuhur dengan meneruskan apa yang telah dilaksanakan dari sholat Jum’at, dan sholat Jum’at tersebut dianggap keluar, baik telah melakukan satu rakaat darinya ataupun tidak. Jika para jama’ah ragu terhadap habisnya waktu dan mereka berada di dalam sholat, maka mereka menyempurnakan sholat tersebut sebagai sholat Jum’at menurut pendapat Shahih. وَفَرَائِضُهَا Adapun fardlu-fardlunya sholat Jum’at Sebagian ulama’ mengungkapkan dengan kata “syarat-syarat”. ثَلَاثَةٌ ada tiga. Pertama dan kedua adalah خُطْبَتَانِ يَقُوْمُ dua khutbah yang dilakukan seorang khatib dengan berdiri فِيْهِمَا وَيَجْلِسُ بَيْنَهُمَا pada keduanya dan duduk di antara keduanya. Imam al Mutawalli berkata, yaitu dengan ukuran thuma’ninah di antara dua sujud. Seandainya khatib tidak mampu berdiri dan ia melakukan khutbah dengan duduk atau tidur miring, maka hukumnya sah dan diperkenankan mengikutinya walaupun tidak tahu dengan keadaan sang khatib yang sebenarnya. Ketika seorang khatib melaksanakan khutbah dengan cara duduk, maka ia memisah antara kedua khutbah dengan diam sejenak tidak dengan tidur miring. Rukun-rukun khutbah ada lima, yaitu memuji kepada Allah ta’ala kemudian membaca sholawat untuk baginda Nabi Saw, dan lafadz keduanya telah tertentu. Kemudian wasiat taqwa dan lafadznya tidak tertentu menurut qaul shahih, membaca ayat Al Qur’an di salah satu khutbah dua dan berdo’a untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan di dalam khotbah yang kedua. Seorang khatib disyaratkan harus bisa memperdengarkan rukun-rukun khutbah kepada empat puluh jama’ah yang bisa mengesahkan sholat Jum’at. Disyaratkan harus muwallah terus menerus/tak terpisah di antara kalimat-kalimat khutbah dan di antara dua khutbah. Maka jika terpisah antara kalimat-kalimat khutbah itu walaupun sebab udzur, maka khutbah yang dilakukan menjadi batal. Disyaratkan pada dua khutbah, si khotib harus menutup aurat, suci dari hadats dan najis pada pakaian, badan dan tempat. وَأَنْ تُصَلَّى Dan yang ke tiga dari fardlu-fardlunya sholat Jum’at adalah sholat Jum’atnya رَكْعَتَيْنِ فِيْ جَمَاعَةٍ dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah yang bisa mengesahkan sholat Jum’at. Disyaratkan terlaksana sholat ini setelah dua khutbah, berbeda dengan sholat hari raya, karena sesungguhnya sholat hari raya dilaksanakan sebelum dua khutbah. وَهَيْئَآتُهَا Sunnah-sunnah haiat sholat Jum’at. Makna haiat telah dijelaskan di depan. أَرْبَعُ خِصَالٍ ada empat perkara. Yang pertama الْغُسْلُ mandi bagi orang yang hendak menghadiri sholat Jum’at, baik laki-laki atau perempuan, merdeka atau budak, orang muqim atau musafir. Waktu pelaksanaan mandi adalah mulai dari terbitnya fajar kedua fajar shadiq. Dan melakukan mandi saat mendekati berangkat itu lebih afdlal. Jika tidak mampu untuk mandi, maka sunnah melakukan tayammum dengan niat mandi untuk sholat Jum’at. وَتَنْظِيْفُ الْجَسَدِ dan yang kedua adalah membersihkan badan dengan menghilangkan bau tak sedap dari badan seperti bau ketiak, maka sunnah menggunakan barang-barang yang bisa menghilangkannya yaitu tawas dan sebangsanya. وَلَبْسُ الثِّيَابِ الْبِيْضِ dan yang ke tiga adalah mengenakan pakaian berwarna putih, karena sesungguhnya pakaian berwarna putih adalah pakaian yang paling utama. وَأَخْذُ الظُّفْرِ dan yang ke empat adalah memotong kuku jika panjang, dan memotong rambut begitu juga ketika panjang. Maka sunnah mencabut bulu ketiak, memotong kumis dan mencukur bulu kemaluan. وَالطِّيْبُ dan memakai wangi-wangian dengan wangi-wangian terbaik yang ia temukan. وَيُسْتَحَبُّ الْإِنْصَاتُ Disunnahkan al inshat, yaitu diam seraya mendengarkan فِيْ وَقْتِ الْخُطْبَةِ di saat khutbah. Ada yang dikecualikan dari kesunnahan inshat, beberapa perkara yang disebutkan di dalam kitab-kitab yang luas penjelasannya. Di antaranya adalah memperingatkan orang buta yang akan jatuh ke sumur, dan memperingatkan orang yang hendak disakiti oleh kalajengking, misalnya. وَمَنْ دَخَلَ Barang siapa masuk masjid وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ ثُمَّ يَجْلِسُ sementara imam melaksanakan khutbah, maka sunnah baginya untuk melaksanakan sholat sunnah dua rakaat secara cepat kemudian duduk. Ungkapan mushannif, دَخَلَ "orang yang masuk” memberi pemahaman bahwa sesungguhnya orang yang sudah hadir sejak tadi, maka tidak sunnah melaksanakan sholat dua rakaat, baik sholat sunnah Jum’at atau bukan. Dari pemahaman ini tidak nampak jelas bahwa sesungguhnya sholat tersebut hukumnya haram ataukah makruh, akan tetapi di dalam kitab Syarah Muhadzdzab, Imam Nawawi secara tegas memberi hukum haram, dan beliau mengutip ijma’ atas hal tersebut dari Imam Mawardi. فَصْلٌ وَصَلَاةُ الْكُسُوْفِ لِلشَّمْسِ وَصَلَاةُ الْخُسُوْفِ لِلْقَمَرِ كُلٌّ مِنْهُمَا سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌFasal sholat gerhana matahari dan sholat gerhana rembulan, masing-masing dari keduanya hukumnya adalah sunnah muakkad. فَإِنْ فَاتَتْ هَذِهِ الصَّلَاةُ لَمْ تُقْضَ أَيْ لَمْ يُشْرَعْ قَضَاؤُهَاJika sholat ini telah ditinggalkan, maka tidak diqadla’, maksudnya tidak disyareatkan untuk mengqadla’nya. وَيُصَلِّيْ لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ وَخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِSunnah melakukan sholat dua rakaat karena gerhana matahari dan gerhana rembulan. يُحْرِمُ بِنِيَّةِ صَلَاةِ الْكُسُوْفِ ثُمَّ بَعْدَ الْاِفْتِتَاحِ وَالتَّعَوُّذِ يَقْرَأُ الْفَاتِحَةَ وَيَرْكَعُ ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ ثُمَّ يَعْتَدِلُ ثُمَّ يَقْرَأُ الْفَاتِحَةَ ثَانِيًا ثُمَّ يَرْكَعُ ثَانِيًا أَخَفَّ مِنَ الَّذِيْ قَبْلَهُ ثُمَّ يَعْتَدِلُ ثَانِيًا ثُمَّ يَسْجُدُ السَّجْدَتَيْنِ بِطُمَأْنِيْنَةٍ فِي الْكُلِّ ثُمَّ يُصَلِّيْ رَكْعَةً ثَانِيَةً بِقِيَامَيْنِ وَقِرَاءَتَيْنِ وَرُكُوْعَيْنِ وَاعْتِدَالَيْنِ وَسُجُوْدَيْنِYaitu melakukan takbiratul ihram dengan niat sholat gerhana. Kemudian setelah membaca doa iftitah dan ta’awudz, membaca surat Al Fatihah, ruku’, kemudian mengangkat kepala dari ruku’, lalu i’tidal, membaca surat Al Fatihah yang kedua, kemudian ruku’ kedua yang lebih cepat daripada ruku’ sebelumnya, lalu i’tidal kedua kemudian sujud dua kali dengan melakukan thuma’ninah di masing-masing dari keduanya. Kemudian melakukan rakaat yang kedua dengan dua kali berdiri, dua kali bacaan Al Fatihah, dua ruku’, dua i’tidal dan dua kali sujud. وَهَذَا مَعْنَى قَوْلِهِ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْهُمَا قِيَامَانِ يُطِيْلُ الْقِرَاءَةَ فِيْهِمَا كَمَا سَيَأْتِيْDan ini adalah makna dari perkataan mushannif, “di masing-masing rakaat dari kedua rakaat tersebut terdapat dua kali berdiri dengan memanjangkan bacaan di keduanya seperti keterangan yang akan datang. وَ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ رُكُوْعَانِ يُطِيْلُ التَّسْبِيْحَ فِيْهِمَا دُوْنَ السُّجُوْدِ فَلَا يُطَوِّلُهُ وَهُوَ أَحَدُ وَجْهَيْنِ لَكِنِ الصَّحِيْحُ أَنَّهُ يُطَوِّلُهُ نَحْوَ الرُّكُوْعِ الَّذِي قَبْلَهُDan di masing-masing rakaat terdapat dua kali ruku’ dengan memanjangkan bacaan tasbihnya tidak saat melakukan sujud, maka ia tidak memanjangkan bacaan tasbih sujudnya. Ini adalah salah satu dari dua pendapat. Akan tetapi menurut pendapat yang shahih, bahwa sesungguhnya ia dianjurkan memanjangkan bacaan tasbih sujudnya seukuran panjangnya bacaan tasbih ruku’ sebelumnya. وَيَخْطُبُ الْإِمَامُ بَعْدَهُمَا صَلَاةِ الْكُسُوْفِ وَالْخُسُوْفِ خُطْبَتَيْنِ كَخُطْبَتَيِ الْجُمُعَةِ فِيْ الْأَرْكَانِ وَالشُّرُوْطِSetelah sholat gerhana matahari dan rembulan, seorang imam dianjurkan melakukan khutbah dua kali seperti dua khutbah sholat Jum’at di dalam rukun-rukun dan syarat-syaratnya. وَيُحِثُّ النَّاسَ فَي الْخُطْبَتَيْنِ عَلَى التَّوْبَةِ مِنَ الذُّنُوْبِ وَعَلَى فِعْلِ الْخَيْرِ مِنْ صَدَقَةٍ وَعِتْقٍ وَنَحْوِ ذَلِكَDi dalam kedua khutbahnya, ia mendorong manusia agar bertaubat dari segala dosa-dosa dan melakukan kebaikan berupa sedekah, memerdekakan budak dan sesamanya. وَيُسِرُّ بِالْقِرَاءَةِ فِيْ كُسُوْفِ الشَّمْسِ وَيَجْهَرُ باِلْقِرَاءَةِ فِيْ خُسُوْفِ الْقَمَرِSeorang imam sunnah memelankan bacaannya saat sholat gerhana matahari dan mengeraskan bacaan saat sholat gerhana bulan. وَتَفُوْتُ صَلَاةُ كُسُوْفِ الشَّمْسِ بِالْاِنْجِلَاءِ لِلْمُنْكَسِفِ وِبِغُرُوْبِهَا كَاسِفَةًWaktu pelaksanaan sholat gerhana matahari telah habis sebab gerhana telah selesai matahari kembali seperti semula dan sebab matahari terbenam dalam keadaan gerhana. وَتَفُوْتُ صَلَاةُ خُسُوْفِ الْقَمَرِ بِالْاِنْجِلَاءِ وَطُلُوْعِ الشَّمْسِ لَا بِطُلُوْعِ الْفَجْرِ وَلَا بِغُرُوْبِهِ خَاسِفًا فَلَا تَفُوْتُ الصَّلَاةُDan waktu pelaksanaan sholat gerhana rembulan telah habis sebab rembulan telah kembali normal dan sebab terbitnya matahari, tidak sebab terbitnya fajar dan tidak sebab rembulan terbenam dalam keadaan gerhana, maka waktu pelaksanaannya belum habis. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamualaikum Wr WbRabu malam kamis 31 Agustus / 3 Shaffar 1444 rutinan bandongan kitab Fathul Qorib Bab Shalat syarat Wajib sholat bersama ust. Mursidi asrof Di Masjid AN-NUUR Candi Sukuh utara rt5 rw5 Fasal syarat wajibnya sholat ada tiga perkara. *IslamMaka sholat tidak wajib bagi kafir asli. Dan tidak wajib mengqadla’ ketika ia masuk orang murtad, maka wajib baginya untuk melakukan sholat dan mengqadlainya ketika sudah kembali Islam.*BalighMaka sholat tidak wajib bagi anak kecil laki-laki dan keduanya harus diperintah melaksanakan sholat setelah berusia tujuh tahun jika sudah tamyiz, jika belum maka diperintah setelah keduanya harus di pukul sebab meninggalkan sholat setelah berusia sepulu tahun.*Akal SehatMaka sholat tidak wajib bagi orang mushannif “akal adalah batasan taklif tuntutan syareat” tidak tercantum di dalam sebagian redaksi matan.*Sholat-Sholat SunnahSholat-sholat yang disunnahkan ada lima. Dalam sebagian redaksi diungkapkan dengan bentuk jama’ yaitu “الْمَسْنُوْنَاتُ”.Yaitu sholat dua hari raya, maksudnya hari raya Idul Fitri dan Idul sholat dua gerhana, maksudnya gerhana matahari dan gerhana bulan. Dan istisqa’, maksudnya sholat istisqa’. *Sholat Sunnah RawatibShalat-sholat sunnah yang menyertai sholat-sholat fardlu, yang juga diungkapkan dengan sholat sunnah ratibah / rawatib, ada tuju belas rokaat fajar, empat rokaat sebelum Dhuhur dan dua rokaat setelahnya, empat rokaat sebelum Ashar, dua rokaat setelah Maghrib, dan tiga rokaat setelah Isya’ yang digunakan untuk sholat witir satu WitirSatu rokaat adalah minimal sholat witir. Dan maksimal sholat witir adalah sebelas sholat witir adalah di antara sholat Isya’ dan terbitnya kalau ada seseorang melakukan sholat witir sebelum sholat Isya’, baik sengaja atau lupa, maka sholat yang dilakukan tidak di rawati yang muakad yang sangat di anjurkan dari semua sholat sunnah di atas ada sepuluh dua rakaat sebelum Subuh, dua rokaat sebelum dan setelah Dhuhur, dua rokaat setelah Maghrib dan dua rokaat setelah sholat Isya’.Semoga bermanfaat 🤲Terima kasih.🙏Wassalamu'alaikum Wr Wb Lihat Humaniora Selengkapnya

kitab fathul qorib bab sholat